Sebuah kata dengan banyak makna yang tersirat

Sebuah kata dengan banyak makna tersirat

Sunday, June 30, 2013

What The Hell??

What The Hell??
By: Ifana Devi Mumtahana


Begitu banyak cerita tentang cinta yang pernah aku dengar, pernah aku tonton, pernah aku baca, dan pernah orang-orang ceritakan padaku. Dan semuanya berujung manis. Cinderela, Snow White, Rapunzel. Sepertinya, sang pembuat cerita memang pernah merasakan sendiri betapa manisnya cinta, betapa membahagiakannya ending, dengan alur yang membuat semua penonton mengeluarkan berbutir-butir air mata haru.

Tapi bagaimana bila aku yang menciptakan cerita itu? Mungkin akan berkebalikan. Karena yang kurasakan berbanding terbalik dengan itu semua..

***

Aku begitu sibuk memasang beberapa pita cantik dengan hiasan gliter kuning keemasan di dinding ruangan yang sedang kudekor. Berkali-kali aku memasang, tapi tak sampai lima menit aku sudah membongkarnya kembali. Ahh.. kenapa susah sekali hanya membuat hiasan dinding yang begitu sederhana? Padahal ini sudah kurancang dengan desain yang seminimalis mungkin.

Aku menghela nafas. Rasanya lelah sekali. Untung teman-teman mau membantuku mendekorasinya supaya terlihat seromantis mungkin.

“Ara, ini rotinya kamu aja yah yang hias. Takut salah” Liana menghampiri aku yang sedang duduk di samping sebuah akuarium kecil. Di tangannya, bertengger manis kue ulang tahun bermandikan coklat yang kelihatannya begitu lezat. Dia memang jago sekali membuat kue.

“yaudah sini,” ucapku seraya menerima kue lezat itu. Tanganku segera mengambil krim berwarna putih dan mulai mengukirkan sebuah nama. Walau aku tak cukup berbakat dalam masalah ini, tapi setidaknya aku bisa sedikit menghiasnya supaya lebih enak dipandang.
Happy Birthday Honey
kalimat itulah yang kutuliskan disana. Dengan bermodalkan PeDe yang tinggi, kutambah lagi tulisannya.
Ara love Zarro

“yaelah, norak lo!” cibir Wanda, temanku yang bertugas membungkus kado yang telah kusiapkan.

“yee, biarin. Sirik aja” balasku. Haha, kuakui, ini memang ‘sedikit lebay’. Tapi apa salah bila ini terjadi pada orang yang sedang kasmaran?

                Biar sedikit kujelaskan. Hari ini, tanggal 29 April 2013, pacarku, pacar baruku, berulang tahun yang ke 18. Dan ini adalah ulang tahun pertamanya saat menjalin hubungan spesial denganku. Jadi tidak boleh disia-siakan dong ya.

Oleh ide yang dicetuskan Liana seminggu yang lalu, aku berhasil membuat kejutan kecil-kecilan untuk pangeran tampanku. Aku sudah membeli kado, membuat kue, mendekor ruangan, dan menyiapkan semuanya dengan sangat matang. Dan tentunya tanpa sepengetahuan Zarro ya.

Kuedarkan pandanganku keseluruh sudut ruangan. Meneliti dan mengoreksi kembali. Aku tidak mau sampai ada hal yang ‘kurang’ saat acara nanti. Pokoknya, malam ini akan kujadikan sebagai malam terindah untuk zarro. Aku tidak akan mengecewakannya. Itu tekadku.

Aku mengangguk mantap. Tidak sia-sia keringat yang sudah kukeluarkan untuk menyiapkan surprise party ini. Hasilnya memang topmarkotop! Ruang tamu kost ku yang semula hanya berisikan kursi-kursi tua, kini sudah kusulap menjadi ruangan elegan penuh hiasan cantik.

“yaudah Ra, buruan kamu hubungin Zarro-nya” usul Liana. Aku mengangguk menyetujui. Kuraih pnselku yang sedari tadi tak ku pegang.

To: Zarro-Ku
Kamu masih dikampus sayang?
Sent.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya balasan yang kunantikan pun datang.

From: Zarro-Ku
Masih, tugas numpuk.

To: Zarro-Ku
Aku kesana ya..


From: Zarro-Ku
G usah say,aku masih lama.

“yah, Zarro g ngebolehin aku nyusul dia”ucaku seraya mengerucutkan bibir. Aku memperlihatkan percakapan singkatku dengan Zarro pada Wanda dan Liana.

“yaelah, namanya juga kejutan. Kenapa lo kasih tau kalo lo mau kekampus dia dodol?” ucap Wanda gemas.

“iya ih, Ara lola deh. Udah, kamu tinggal kekampus dia aja, trus langsung seret dia kesini” saran Liana.

“kalo dia nggak mau gimana?” ucapku sambil membayangkan betapa susahnya membujuk Zarro untuk pergi bersamaku ke tempat kost.

“pokoknya harus mau. Udah, ayok kita capcus kesana!”

***

Parkiran Universitas Indonesia. Di tempat inilah sekarang kami bertiga berada. Dengan gaya bak mata-mata Wanda dan Liana mengintip dari balik sebuah mobil sedan berwarna hitam. Menanti kehadiran Zarro.

Sedangkan aku, yang kulakukan hanyalah memejamkan mata seraya berkomat-kamit membaca doa untuk menghilangkan grogi. Sesekali kuusapkan selembar tisu pada kedua telapak tanganku yang berkeringat dingin. Ya ampun, aku tidak menyangka kalau aku akan senervous ini! Huh, aku benar-benar gugup. Bagaimana mungkin aku dapat menyeret Zarro untuk pergi bersamaku sedangkan tanganku saja bergetar hebat seperti ini?

Dewa Neptunus, tolong aku!!

Jantungku tambah berdegup dengan kencang saat Wanda dan Liana meneriaki nama Zarro. Mereka berdua menarik tanganku supaya cepat keluar dari tempat persembunyian. Tapi aku tetap tak bergeming.

“Ara! Cepetan! Itu pangeran lo udah dateng. Cepet samperin keburu orangnya pergi bego!” Dua gadis yang hampir mirip itu tak henti-hentinya menarik tanganku untuk berdiri. Tapi aku tetap saja jongkok dan menyembunyikan wajahku dibalik kedua lututku.

“yah.. yah.. itu pangeran lo udah masuk mobil!” ucap Wanda dengan tampang menyesalnya. Seketika aku jadi amat penasaran. Aku mulai berdesakan dan bergabung dengan mereka untuk mengintip. Dan tepat pada saat itulah tangan-tangan licik mereka mendorong tubuhku sehingga  keluar dari tempat persembunyian. Aduhh.. Sial!

‘tanggung! Terlanjur basah, nyemplung aja sekalian’ akhirnya, dengan mengumpulkan segenap keberanian aku berjalan perlahan menuju tempat di mana mobil Honda jass Zarro di parkirkan. Lewat kaca mobil, aku mengintip dengan hati-hati.

‘hey! Apa-apaan ini?’ tubuhku lemas seketika menyaksikan kejadian yang terpampang jelas di depan mataku. Speechless. Mulutku terkunci rapat. Hatiku seakan tercabik-cabik dengan kasar. Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Tubuhku tetap berdiri kaku menyaksikan semuanya.

Aku memang masih kelas dua SMA, tapi otakku cukup dapat menelaah kegiatan dua pasang anak manusia di dalam sana.Entah mengapa, walaupun tulang-belulangku rasanya remuk tak tersisa, tapi aku masih saja memperhatikan dua orang itu, dari mulai mereka meniup lilin di atas roti kecil bersama-sama, sampai saat mereka berciuman lekat.

Pandanganku mengabur bersama butiran kristal bening yang memenuhi pelupuk mataku. Dan aku masih tetap diam saat mata hazel Zarro menatap kaget kearah tempatku berdiri. Aku terlalu syok sampai-sampai otakku tidak mau lagi bekerja dengan baik.

‘apa yang kutunggu?’ aku benar-benar marah. Marah pada otakku yang terus memaksaku untuk menyaksikan kejadian menjijikkan itu. Juga marah pada kakiku yang masih saja diam ditempat. Kenapa tidak lari saja?

Kulihat Zarro turun dari mobinya dan menatapku dengan pandangan yang sulit ditebak. Sedangkan aku, keadaanku benar-benar jauh dari kata ‘baik-baik saja’. Mataku sudah tak dapat lagi membendung air mata yang terlampau banyak melebihi kadarnya.

“kita putus Zarro!” ucapku pelan, namun penuh akan ketegasan.

***

Ini hidup! Hidup yang kita tidak pernah tau bagaimana endingnya. Tidak bisa kita rencanakan alurnya. Sulit untuk kita atur settingnya.
Ini hidup. Hidup yang bahkan bisa lebih kejam dari apa yang sanggup kita bayangkan.
Ini hidup. Hidup yang nyata. Bukan dongeng, apalagi drama Korea!!

~THE END~


Hehe, maaf, abal-abal lagi :D

Wednesday, June 19, 2013

My Sweet Baby



My Sweet Baby
By: Ifana Devi


Ada yang hilang saat akhir akhir ini kau menjauh dari kehidupanku. Entah bagaimana caranya aku bisa menuruti kemauanmu yang memintaku untuk berhenti mencintaimu.

***

Gerimis yang sedari tadi mengguyur kota tak kunjung reda. Awan hitam pun tak kunjung pergi. Udara lembab masih setia menyelimuti. Dan aku masih disini, berteduh di halaman sekolah untuk melindungi tubuhku dari air hujan yang malah semakin deras turun membasahi bumi. Kulirik jam yang melingkar manis dipergelangan tangan kiriku. 15:25. Satu jam lebih empat puluh menit tepat setelah bel pulang sekolah berbunyi.

Tadinya aku tidak sendiri. Ada beberapa murid lain yang sama sama sedang berteduh sepertiku. Tapi lama kelamaan jumlah dari mereka mulai berkurang. Ada yang telah mendapat jemputan, ada pula yang nekat menerobos lebatnya hujan sore ini. Dan aku lebih memilih untuk menunggu disini sampai hujan benar benar reda.

Tubuhku sedikit menggigil karena kedinginan. Walau aku sudah memakai switter cukup tebal, tapi tetap saja hawa dingin itu masih bisa menyusup melalui pori pori kulitku. Apalagi kakiku yang tak tertutupi kain apapun dari siku sampai mata kaki. Huh, benar benar membuatku lemas. Ku gosokkan kedua telapak tanganku dan meniupnya perlahan. Lalu menempelkannya dikedua belah pipiku. Berharap sedikit kehangatan dapat tercipta dari kegiatan sepele itu.

Beberapa saat kemudian, kulihat sosok yang amat kukenali. Sosok yang seminggu ini telah sukses membolak balikkan alam pikiranku. Sosok yang menyuruhku untuk berhenti mencintainya. Dia berjalan perlahan menuju parkiran.  Kuperhatikan dirinya dengan kedua mataku. Masih sama. Tubuh tegap tingginya. Hidung mancung, alis tebal dan mata hazelnya. Ouh, kini kusadari betapa aku merindukan cowo arrogant itu. Zarro.

Dia menoleh kearahku. Dan yap, pandangan kami bertemu. Sesaat mata hazelnya menatapku tajam hingga membuatku salah tingkah setengah mati. Tapi kemudian buru buru aku buang muka. Dan tanpa memperdulikanku, dia kembali berjalan tanpa menengok kearah tempatku berdiri.

Brum brum..

Dia menjalankan motor besarnya melewatiku. Tanpa senyuman, tanpa sapaan,dan tak ada tatapan. Hm. Dalam sekejap mataku memanas. Butiran Kristal bening berdesakan keluar dari mataku. Aku segera berlari pulang. Tak perduli pada hujan yang terus membasahi baju seragamku. Biarlah, setidaknya hujan itu telah membantu mengkamuflasekan air mataku.

***

Aku masih terjaga ditengah gelapnya malam. Bersama hamparan lautan bintang  dengan bulan sebagai ratunya. Berbaur dengan udara dingin yang menusuk kulit, membuat tubuhku bergidik pelan. Kutatap langit dalam diam. Kubiarkan mataku menerawang jauh menembusnya.  Tergambar jelas di ingatanku tentang lelaki itu. Lelaki yang telah mengukirkan namanya dengan indah di hatiku. Perlahan  kupejamkan mata. Membiarkan jiwaku bergabung dengan alam khayal. Kuputar kembali film berisi tentang kebersamaanku dengan Zarro. Indah. Tapi semua itu tinggal kenangan. Lelaki itu pergi setelah meninggalkan sejuta harapan yang telah bertengger manis dalam hatiku.

Pandanganku mengabur bersama butiran butiran air hangat yang memenuhi pelupuk mataku. Aku mencoba menahannya agar tak terjatuh lagi malam ini. Kenapa aku sangat rapuh? Untuk kesekian kalinya aku kalah, kupejamkan mataku erat. Membiarkan air itu menetes walau aku tak menginginkannya. Mencoba memilah perasaan yang hadir disana. Antara sakit, sedih, bingung, dan cinta.

Sudah genap satu bulan ini, aku dan Zarro putus. Dia memutuskan hubungan kami secara sepihak. Sejak itu, dia bahkan terus saja menyinisiku. Selalu buang muka ketika pandangan kami bertemu.

***

Desember semakin mendekat. Aku bisa melihatnya berlari diambang pintu. Hujan tak henti mengguyur kota. Angin pun turut menyemarakkan keadaan. Hampir disetiap pagi kujumpai tangisan langit mengiringi keberangkatanku ke sekolah. Bahkan ketika jam sekolah usai, hujan tak kunjung reda.

Aku berlari kecil agar hujan tak terlalu lama membasahiku. Namun langkahku terhenti di depan gerbang sekolah, saat kudapati Zarro bersandar digapura tanpa payung. Tetesan air langit itu seolah bersorak gembira dapat membasah kuyupkan tubuhnya. Aku dapat melihat mata teduh, bukan mata tajam yang biasanya ia perlihatkan padaku. Dadaku terasa sesak.

Tuhan.. apa yangharuskulakukan? Aku meneruskan langkahku, mencoba mengabaikannya. Tapi tanpa kusadari aku menangis. “bodoh! Kenapa tidak membawa payung?” teriak ku parau mencoba mengalahkan suara air hujan yang beradu dengan tanah. Aku berbalik dan berjalan kearah tempatnya berdiri. Kugenggamkan payungku pada jemarinya, lalu berlalu pergi meninggalkannya.

***

Sepulang sekolah ini, wanda, teman sekelasku mengajakku untuk menemaninya membeli baju untuk pesta pertunangan kakaknya. Sebenarnya aku ingin menolak, namun mengingat ia yang selalu menjadi tempat curhat dan pendengar setia yang amat baik, aku jadi segan untuk mengutarakan maksutku yang sebenarnya. Akhirnya, aku menerima tawarannya dan kamipun segera pergi menuju mall terdekat dari sekolah.

Setelah lama berputar putar akhirnya wanda menjatuhkan pilihannya pada dua gaun berwarna pink soft dan satu lagi berwarna merah marun.

“menurutmu, bagus yang ini atau yang ini?” wanda memintai pendapatku atas  dua gaun yang menjadi pilihannya.

Aku sedikit bingung untuk memilih satu diantara dua gaun yang sama sama indah itu. Yang berwarna merah marun sederhana tetapi tetap terlihat kesan mewahnya. Lengannya hanya terbuat dari satu untaian kain. Sehingga bila di pakai nanti, pasti akan menampakkan tubuh bagian belakang pemakainya. Sedangkan panjangnya menjuntai sampai menyentuh mata kaki.

Dan yang berwarna pink soft terlihat ‘anak muda banget’ dengan pita besar berwarna senada yang melingkari tubuh bagian pinggangnya. Panjangnya hanya sebatas lutut. Dengan bagian bawahnya yang melebar seperti gaun gaun princess yang sering ku tonton di tv.

“yang pink aja deh, kayaknya lebih cocok di badan kamu dari pada yang merah”

Setelah mendengar jawabanku, tiba tiba saja wanda menyeretku keruang ganti untuk mencoba gaun pink soft yang menjadi pilihanku itu.

“yaudah, aku ambil yang merah, kamu ambil yang pink ya..” pintanya. Dan, tentu saja aku menolak. Bukannya tidak mau, tapi lebih karena aku tak membawa cukup banyak uang kali ini.

“ayolah ra.. Cuma nyoba kok. Kayak yang biasa kita lakuin. Kalo kamu suka, kita bisa ke sini lagi besok. Yang penting kamu nyoba dulu” pintanya memelas. Aku jadi tidak tega melihatnya.

Well, tidak salah pilihanku. Gaun ini memang benar benar cantik. Apalagi ukurannya yang sangat pas di tubuh langsingku. Warnanya begitu lembut dan menawan. Aku menatap pantulan diriku dalam cermin besar dihadapanku. Ada yang kurang. Ya! Senyumku. Kulukiskan senyum tipis dan sempurnalah gaun ini.

“Ara! Lama banget sih. Aku juga pengen liat tau” suara cempreng wanda mengagetkanku. Aku tersadar dari lamunanku lalu muncul didepan wanda dengan gaun cantik ini.

“weish, cantik banget. Udah, kamu pake aja ya, biar aku yang bayar.” Celotehnya sambil menarikku kemeja kasir. Setibanya diluar, aku langsung memasang wajah protes sekaligus penuh Tanya. Aku belum sempat protes saat didalam tadi.

“gue habis jadian sama rendi. Anggap aja pajak. Hehe..” cengirnya. Aku hendak mengeluarkan protesku. Tapi.. ah sudahlah. Bukannya seharusnya aku senang dan berterima kasih? Bukan malah protes seperti ini.

Hari sudah mulai gelap,jadi kuputuskan untuk mengajak wanda pulang ke kosanku saja. Aku berjalan menuju pintu. Sedangkan wanda masih sibuk memasukkan motornya kehalaman kos ku.

Hal pertama yang kudapati saat memasuki ruangan itu adalah gelap. Aku mencoba mencari saklar untuk menghidupkan lampu dengan meraba dinding. Namun aku tak kunjung menemukannya. Dan.. jemariku tertumpuk oleh benda yang sangat kuyakini bukan dinding. Tangan!! Jantungku berdegup begitu cepat.

‘tidak. Tidak mungkin. Setan itu tidak ada. Kalaupun ada, dia tak akan menggangguku’ dengan tenang, aku mencoba bergerak mundur. Brakk.. pintu ruangan itu tertutup. Aku mulai panik. Kucoba untuk menenangkan diri agar tidak berlaku gegabah. Tapi aku tidak ingin mati konyol disini.

“wanda, tolong..” pekikku terhimpit. Bodoh! Tak ada yang mendengar suaraku. Aku mulai pasrah. Itu membuatku semakin ketakutan. Aku mulai terisak. Aku bersimpuh di lantai seraya berkomat kamit menbaca doa.
Di tengah isakanku, tiba tiba kudengar suara seseorang bernyanyi sambil diiringi oleh petikan gitar. Rasa takutku hilang sekeketika

My baby, sweet baby..
I see you smiling when I close my eyes
’cause I miss you, I need you right now

"tadaima" moroku ni ienakute gomen ne
never knew I’d make you feel lonely
kuchiguse no "tsukareta" mo boku wa iisugi dane…
kaeri wo matsu hou ga tsurai no ni…

and we’re back to screaming
sasai na koto de mata
can’t stop the rain
so tagai ni yuzurazu ni kigatsukeba
together again
’cause only you can drive me crazy

my baby, sweet baby oh
itsumo sunao ni dekinai boku wo
anata wa yasashiku tsutsunde kureru yuiitsu no hito dayo

do you believe in destiny
’cause I can’t deny, baby you and I
naze bokura ga koko ni iru no ka?

deau beki futari ga deatta to shitara bokura
donna konnan mo koereru ne?

tsugou yoku kangaete
mata kimi wo komarasete
sonna fuu ni kyou mo mata boku wa kimi ni amaesugi
’cause only I can drive you crazy

my baby, sweet baby tte kore kara mo saki isshou kimi ni
iitai!! tte boku wa kokoro karasou omou ndayo

naa baby, please tell me? oh
kotoba janakute ii kara
tada tonari de hohoen de kurereba sore dake de ii kara sa!!

the world’s in a hurry
bokura no jikan wa tomete okou
there’s nothing to worry
toki wa bokura wo tsuresare wa shinai yo
(My Sweet Baby: One OK Rock)

Lampu segera menyala setelah orang misterius iru menyelesaikan lagunya. Kuedarkan pandanganku keseluruh sudut ruangan. Dan aku menemukannya. Seseorang berwajah tampan yang akhir akhir  ini begitu kurindukan. Zarro. Dia menatapku dengan penuh kasih sayang. Kemudian merentangkan kedua tangannya. Tanpa aba aba lagi, segera kuhamburkan tubuhku kepelukannya yang hangat. Aku menangis. Rasanya lega sekali.. sesaat dia meregangkan pelukannya, tapi masih tetap berpegangan pada pinggangku.

“happy birthday sayang..” ucapnya. Aku tersentak. Memangnya, tanggal berapa ini? 3 desember. Oh god, ini hari ulang tahunku. Aku menatapnya lekat meminta penjelasan.

Tapi tak lama kemudian, dari balik pintu muncul 2 sosok gadis cantik dan 2 orang laki laki di belakangnya. Gadis itu, Wanda dan Liana. Dibelakangnya ada Rendi dan Riyan. Wanda datang dengan bungkusan kado amat besar, sedangkan Liana membawa roti ulang tahun yang diatasnya telah bertengger lilin berangka 17 sesuai angka umurku saat ini. Setelah meletakkan roti dan kado super gede itu, Wanda dan Liana menghampiriku. Mengucapkan selamat.

Disusul oleh Rendy dan Riyan yang mengucapkan selamat secara bergantian.

“slamat ulang tahun ya ara cantik..” ucap riyan seraya menyalamiku.

“makasihh..” balasku riang.

“ekhem, g usah lama lama salamannya bisa kan ya.” Sindir Zarro. Aku dan Riyan tergelak. Kemudian kami tertawa bersamaan J

̶   END  ̶

Akhirnya selesai juga cerpen gaje ini.. haha, hope you like this..

Tuesday, June 18, 2013

your smile

Your Smile
By : Ifana Devi Mumtahana


AKU masih menyimpan "rasa" ketika dia pergi meninggalkan aku
AKU masih menyimpan "rasa" saat dia tak lagi menghiraukan aku
AKU masih menyimpan "rasa" bahkan sampai saat ini, ketika dia tak pernah sama sekali menoleh ke arah tempatku berdiri..
karna perlu kau ketahui, bahwa "rasa" itu adalah "cinta"



***

Sering aku mengabadikan senyummu secara diam diam diponselku

Atau..

Keluar rumah tengah malam, hanya untuk melihat senyummu yang tersemat dalam kilauan beribu bintang..

Atau..

Terkadang aku juga melakukan hal hal konyol lain yang bisa mengingatkanku pada senyummu. Menulis misalnya..

Atau..

Aku juga lihai dalam mengimajinasikan senyum menawanmu dalam sebuah khayalan

Bahkan jika kau terlahir memang untuk satu tujuan. Kukagumi.. Takkan  pernah itu kusesali..

Mampu apa aku atas rasa yang menjadi nahkoda penggerak nurani?
Mampu apa aku menumpas ribuan bunga kertas dihatiku  yang tak akan pernah layu?
Mampu apa aku mendeklarasikan rasaku didepan dua mata hazel yang selalu menatapku hangat?

Seperti sedang menunggu bintang jatuh..
Seperti sedang menanti untuk memenangkan sebuah undian..
Rasanya tegang dan mendebarkan..

Katakanlah dimana kau menyembunyikan obat penawar rasa atas senyum menawanmu..
Atau setidaknya katakan dari mana kau mempelajari mantra penggerak hati..

Ajarkan aku bagaimana caranya mengendalikan hasrat untuk memiliki..
Atau, cara untuk menampik sengat cemburu..

Angin yang membenihkan kejujuran..
Keajaiban tak kasat mata, selaksa pergantian surya..

Saat nanti aku pulang dan kembali bercerita..
Maka dengarkanlah..


Maaf, aku terlalu lama menyimpan rasa ini untuk senyummu..


Ifana Devi Mumtahana
18 juni 2013
18:18

Saturday, June 15, 2013

I Kow I Can't

I Know I Can’t
By : Ifana Devi Mumtahana

Aku lagi UKK dan males banget buat belajar. Oke oke ini g penting kayaknya. Jadi, anggap aja ini selingan karena aku lagi pengen nulis yang bukan tentang materi UKK.. Cekidoot…


***

“Mau minum apa?” Tanyaku pada Zaro.

“udah tau pake nanya.” Jawabnya cuek.

“LUPA!” balasku kesal. Segera aku berlari ke dapur untuk membuatkannya segelas susu coklat hangat.

***

“kok beda sih?”

“beda apanya? Sama aja kok”

“manisan yang dulu Leva!”

“enggak ini sama aja”

“beda. Ini kurang manis”

“yaudah, kalo kurang manis, minumnya sambil liatin aku”

“yee.. emang kamu manis? Narsis!”

“dulu juga kamu selalu bilang aku manis kok”

“itukan dulu”

“tapi masih berlaku sampe sekarang”

“yaudah deh terserah kamu”

Kami terdiam cukup lama.

“Lev aku punya pacar”

“aku bukan atasan kamu, jadi g perlu lapor”

“aku curhat LEVA!”

“trus?”

“udah jalan 3 bulan.”

“syukur deh”

“Aku g bahagia”

“kok bisa?”

“dia g kaya kamu”

“kayak aku? Mana ada yang kayak aku? Mana ada yang mau bangunin kamu tiap pagi? Yang kalo terlambat dimarahin. Mana ada yang nyuruh makan kamu sehari 3 kali? Mana ada yang mau diomelin kalo g nyuruh makan? Mana ada yang mau disalahin kalo kamu sakit? Mana ada Zaro? G ada!”

“tapi aku mau yang kayak gitu”

“Zaro..  Suatu saat, ketika orang orang udah g mau lagi nglakuin apa yang kita minta, itu tandanya kita udah dituntut untuk berubah. G selamanya yang kita mau itu ada.”

“tapi yang aku mau ada!”

“tapi kamu udah punya Zaro. Pacar kamu. Dia yang seharusnya kamu mau.”

“aku g mau dia. Dia manja, lebay, kolokan, maunya diperhatiin tanpa mau merhatiin.”

“kalo gitu kenapa dulu kamu pacarin?”

“rambutnya mirip kamu”

“astagaa.. Zaro. Kamu kayak anak kecil.”

“aku mau balikan”

“HA?!! Apa? G bisa!”

“kenapa?”

“gimana sama pacar kamu? Pacar aku?”

“kamu punya pacar?”

“em.. maksutku calon pacar”

“haha.. masih calon kan? Berarti masih ada kesempatan.”

“yah.. pokoknya g bisa”

***

“kamu tau? Dulu waktu kita putus, aku berpikir. Apa mungkin kamu ngrasain juga apa yang aku rasain”

“emang apa yang kamu rasain?”

“heh, kamu g usah belaga bego deh”

“ya.. ya.. kamu galau kan?”

“ya ampun Zaro. Aku bukan lagi anak SMA yang ababil.”

“trus?”

“lebih dari itu. Aku kayak kapal dan kamu layarnya”

“ … ”

“kamu layar yang udah janji mau bawa aku menjelajah samudera. Tapi setelah sampai di tengah laut, kamu robek. Layarnya rusak! Dan aku cuma tinggal jadi kapal yang g ada gunanya. Stuck. G bisa pergi kemana mana. Paling Cuma ngikutin arah angin. Angin ke barat aku ikut ke barat. Angin ke timur aku ikut ketimur. G punya pendirian dan tujuan. Tapi apa selamanya bakal kayak gitu? Enggak kan?”

“ … ”

“pelan pelan aku mulai benerin layar itu. Aku jahit dan pasang lagi. Sampe akhirnya aku bisa kembali normal walau g sebaik mulanya.”

“tapi sekarang aku datang kan? Aku mau gantiin layar kamu yang rusak dengan yang baru.”

“yang baru? Haha..”

“kenapa? Itu sama aja kan?”

“G! g ada yang sama. Semua hal yang pernah terjadi dan diulang itu beda. Kecuali kalo terulang.”

“apanya yang beda?”

“semuanya!”

***

Tau?  Saat kamu udah nemuin seseorang yang bener bener kamu sayangi, kamu jangan pernah tinggalin dia. Jangan pernah sakitin dia. Jangan pernah buat dia nangis. Karena setiap air mata yang terjatuh dari matanya, adalah sebuah harga yang harus kamu bayar untuk menebus dan kembaliin senyumnya. Kamu bakal seribu kali lebih menyesal lagi, kalo tau kenyatan orang yang dulu di samping kita, sayang sama kita, perhatiin kita udah g bisa nemenin kita lagi. G bisa kasih perhatiannya kekita lagi, g pernah ngingetin kita lagi, dan menuntut agar kita lupain dia karena dia udah nemuin pengganti kita. Bisa bayangin gimana rasanya? Sakitnya? Hancurnya?

Trus apa? Apa yang bisa kita lakuin setelahnya? Menyesal? Cuma itu?

Coba lihat dia. Dia yang selalu setia di samping kita, yang selalu nenangin kita lewat tutur lembutnya. Yang rela ngembaliin senyum kita dengan air matanya. Hargai dia J

Yaudah deh, udah kayak Mario teguh gini.
See you teman………..


Ifana Devi Mumtahana

10 Juni 2013 
15:15

Tuesday, June 4, 2013

Hello Kitty Satanisme?

Filosofi Dibalik Boneka Hello Kitty
by: Ifana Devii



Tau kan sama boneka lucu bernama hello kitty? hello.. siapa sih yang g tau?(lo g tau? kudet kudet :D)

Dulu gue suka banget sama tuh boneka. yang bener aja coba, udah imut, unyu unyu, lucu lagi. tapi itu sih dulu ya.. sebelum kakak gue cerita filosofi dibalik boneka hello kitty.
oh iya, sedikit pengenalan aja sih, kakak gue pernah tinggal di Jepang selama 3 tahun. (apa hubungannya?) ya ada lah  yaw.. secara, Jepang kan emang negara asal hello kitty. hehe.. jadi ceritanya kakak gue pernah di ceritain sama orang sana tentang misteri boneka lucu bin imut itu.


Mungin sebelum gue ceritain sejarah terciptanya hello kitty, gue mau ngajuin pertanyaan yang mungkin juga ada dibenak kalian semula, yaitu sebagai berikut :


  • kenapa sih boneka hello kitty nggak punya mulut?
  • kenapa hello kittypake pita ditelinga kirinya? bukan telinga kanan?

nah itu bakal terjawab setelah agan agan baca cerita ane dibawah ini


gini nih ceritanya..

cekidot..


pada zaman dahulu kala, (aku lupa tepatnya tanggal dan taun berapa) di jepang ada seorang janda yang mempunyai 1 anak perempuan yang umurnya masih sekitar 8-10 tahun. anak itu mempunyai hewan peliharaan yang sangat disayanginya. anak yang amat disayangi oleh janda itu mempunyai suatu penyakit yang mengakibatkan anak itu tidak bisa berbicara (sejenis kanker lidah). si ibu itu membawa anaknya ke banyak tabib tabib ampuh didaerahnya. tapi tidak sembuh. kemudian dibawa ketabib yang lebih ampuh. tapi tetap tidak sembuh malah semakin parah penyakitnya. itu terjadi  bertahun tahun lamanya. dan selama itu pula sang anak tidak juga memunculkan tanda tanda akan sembuh. sang ibu bahkan nyaris putus asa.
sampai akhirnya, ibu itu nikung (melakukan hal terlarang. ibu mana sih yang tidak menginginkan anaknya sehat wal afiat tak kurang suatu apapun? pastinya nggak ada lah ya.. semua ibu menginginkan anaknya bahagia walau dia yang harus menjadi tumbalnya. maksutnya, dia akan melakukan apapun untuk memberikan yang terbaik pada sang anak). ibu itu meminta bantuan pada SETAN. huh, mulai deh ini horornya.

nah ibu itu bersemedi berminggu minggu agar dapat berkomunikasi dengan setan itu. setelah sekitar sebulan, barulah ia bisa berkomunikasi dengan setan yang akan dimintai bantuan. beliau mengutarakan apa maksut dan tujuannya. setan itu pun menyanggupinya. tapi tidak semudah itu gan.. syaratnya justru berat banget (itu sih menurut gue ya.. haha). syaratnya adalah...

jeng.. jeng.. jeng..

si ibu harus menukarkan mulutnya dengan sang anak. jadi gini loh gan, anaknya bisa sembuh, tapi justru sang ibu menjadi tidak bisa berbicara alias bisu. hih.. atut ya..

karena ia merasa sangat menyayangi sang anak, maka ibu itu menyetujui syarat yang diajukan setan itu. setelah beberapa hari, anak perempuannya yang mulai beranjak dewasa itu berangsur angsur membaik. itu pula dibarengi dengan semakin sulitnya sang ibu untuk berbicara. sampai akhirnya anak perempuan itu sembuh total dari penyakit yang semula dideritanya. dan total pula sang ibu tidak bisa berbicara.

nah, untuk mengenang jasa sang setan (kayak hening cipta aja sih) janda satu anak itu menciptakan sebuah tanda pengabdian. barang pangabdian itu berupa boneka yang biasa kita kenal dengan nama hello kitty. itu salah satu alasan kenapa boneka atau barang berbentuk atau bergambar hello kitty tidak mempunyai mulut. emang pernah liat hello kitty ada mulutnya? enggak kan? nah itu tuh sebabnya kawan kawan....


mulai saat itu, ane jadi takut bgt gan sama yang namanya hello kitty..