Sebuah kata dengan banyak makna yang tersirat

Sebuah kata dengan banyak makna tersirat

Saturday, December 7, 2013

Masih Ada

Hai-hai guys.. Rasanya udah lama banget ya aku g post entri. Sibuk banget nih, kemarin juga laptop sempet rusak gara-gara cuma di sleep selama sebulan. haha.. jadilah ngehank dan g bisa dibuka *loh, kok malah curhat?
Okelah gausah banyak mulut lagi, ini aku bawa puisi. kemaren aku ikut lomba puisi, dan aku ngirim 2 karya. Yang satu menang, yang satu kalah. Sayang sekali ya *Curcol lagi* Mending ini puisiku yang g masuk nominasi aku post sini aja yah.. Enjoy guys...


Masih Ada
By : Ifana Devi Mumtahana

Sajak-sajak cinta bersua
Dan bersumpah
Kumpuan awan yang berarak,
Kadang malah terpisah oleh angin.
Tahun-tahun yang berlabuh tanpa nahkoda
Kertas putih yang terbang menggoda
Begitu suci
Hey! Lihatlah
Matahari masih bersinar
Dua, tiga kali lagi
Jangan biarkan tubuhku jadi pucat
Jangan biarkan bungaku jadi layu
Bukankah dibaliknya masih ada bulan?

Walau sinarnya temaram

Puisinya emang singkat banget, tapi feel nya dapet kan? Semoga yah..
Yaudahdeh, see you...

Friday, August 16, 2013

Tips Remaja Cerdas Mengelola Keuangan


Tips Remaja Cerdas Mengelola Keuangan
By : Ifana Devi Mumtahana


Masa remaja adalah masa dimana seorang manusia mulai beralih dari tahap anak-anak ketahap yang lebih dewasa. Pada masa ini, kepribadian dan karakter anak akan mulai terbentuk.

Masa yang disebut juga masa pencarian jati diri ini pun ditandai oleh mulai berkembangnya hormon-hormon yang antara laki-laki dan perempuan tentunya berbeda. Tetapi bukan hanya pada fisik, sifat dan perilaku pun akan turut berubah.

Pada masa ini, remaja cenderung lebih ingin tahu dan suka mencoba-coba. Gejolak pada diri remaja juga masih dalam keadaan labil serta lebih mengedepankan gengsi. Begitu pula dalam masalah keuangan.

Pendapatan utama remaja pada umumnya, tentu saja mereka dapatkan dari orang tua. Walaupun ada sebagian yang melakukan kerja sampingan, tetapi uang dari orang tua tetap menjadi ‘pokoknya’.

Kebanyakan remaja, ingin tampil paling ‘wow’ diantara kelompoknya. Entah itu dalam masalah fashion, IPTEK, gadget, atau yang lain. Kaum remaja ini juga sedang senang-senangnya jalan-jalan, bermain, dan shoping. Hang out bersama teman-teman ataupun bersama pacar.

Nah itu dia yang membuat kehidupan remaja terbilang boros. Padahal, masih banyak kebutuhan lain yang lebih penting dan bermanfaat. Maka dari itu kawan-kawan muda, mulai dari sekarang, kita harus belajar untuk mengelola uang agar dapat menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran.Jangan sampai, pengeluaran kita lebih besar dari pada pendapatan. Itu akan menimbulkan dampak yang tidak baik untuk kedepannya.

Kalau orang tua sedang baik, mungkin kita akan diberi uang jajan secara full. Namun, jika orang tua sedang ada banyak masalah ataupun kita melakukan sebuah kesalahan yang membuat mereka kesal, biasanya mereka hanya akan memberi ½ atau 1/3 bagian dari uang jajan yang biasa kita terima. Sisanya kita harus mencari sendiri. Atau jika tidak, maka kita akan dituntut untuk dapat meminimalisir pengeluaran.

Bila sekarang kita hidup dengan menghambur-hamburkan uang, maka saat kita sudah dewasa nanti pun, gaya hidup seperti itu akan terbawa. Nah, jangan sampai kita menyesal dikemudian hari.

Sebagai sesama generasi muda,saya akan berbagi tips atau kiat-kait untuk mengelola keuangan yang sangat mudah untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari.


TIPS CERDAS REMAJA MENGELOLA KEUANGAN

  •        Buat Daftar Kebutuhan


Disini kamu harus menentukan barang-barang atau hal-hal yang sedang kamu butuhkan dalam jangka waktu pendek. Kemudian catatlah apa saja hal-hal tersebut.

Bedakan antara barang yang kamu ‘butuhkan’ dengan barang yang kamu ‘inginkan’. Barang yang kamu ‘butuhkan’ adalah barang yang harus kamu punya agar dapat melakukan sesuatu yang penting. Contohnya adalah buku. Kamu akan dapat mengikuti pelajaran dengan baik apabila kamu mempunyai buku.

Sedangkan barang yang kamu ‘inginkan’ adalah barang yang sedikit manfaatnya karena hanya bersifat sebagai pelengkap. Jika tidak dipenuhi pun tidak berdampak besar bagi aktifitas sehari-hari kamu. Contoh: Aksesoris.

Barang yang paling kamu butuhkan atau barang terpenting dan bermanfaat, hendaknya kamu letakkan diprioritas teratas. Sebagai contoh, misalnya dalam bulan ini kamu sedang membutuhkan buku tulis, ponsel, dan sepatu. Maka urutan yang tepat adalah buku, sepatu, baru kemudian ponsel.
  •  Buat Daftar Pemasukan Kamu


Ini adalah sebuah daftar dimana kamu dapat mengetahui berapakah pengeluaran ideal yang seharusnya kamu keluarkan. Misalnya, kamu mendapat jatah uang pribadi bulanan dari orang tua sebesar Rp. 300.000,-, atau bila dibuat perhari adalah Rp. 10.000,-. Bila kamu mendapat uang tambahan dari keluarga atau pekerjaan sampingan, hendaknya kamu menulisnya di bawah uang pokok dari orang tua. Dari situ, maka kita akan tau berapa idealnya kita mengeluarkan uang dalam sehari.
  •          Menabung atau Investasi


Dari contah di atas, misal uang jajan harian kamu Rp. 10.000,-, sebelum berangkat ke sekolah, hendaknya sisihkan terlebih dahulu sebagian uangnya. Jangan merencanakan untuk menabung sepulang sekolah, karena dijamin uangnya akan habis sebelum masuk ke tabungan. Hehe..

Lainnya, jika kamu membeli suatu barang dan ternyata harga barang tersebut lebih murah dari perkiraan kamu, maka sebaiknya sisa uang yang tidak terpakai itu kamu sisihkan untuk ditabung.

Tabungan kamu itu, akan sangat bermanfaat apabila kamu memiliki kebutuhan mendadak.atau saat kamu ingin membeli barang yang kebetulan harganya cukup mahal. Kamu bisa memakai uang tabungan tersebut tanpa meminta pada orang tua. Dengan itu, maka kamu akan lebih menghargai setiap barang yang kamu miliki. Selain itu, dengan sendirinya, akan tumbuh sifat mendiri pada diri kamu.
  •          Daftar Pengeluaran


Ini adalah sebuah daftar dimana kamu akan mengetahui berapa banyak uang yang telah kamu keluarkan selama satu bulan. Kamu harus menuliskan untuk apa saja uang yang sudah kamu keluarkan. Misalnya dalam keseharian, yaitu untuk transportasi pulang pergi ke sekolah, membeli cemilan atau makan siang di sekolah. Lalu secara mingguan, misalnya pulsa, uang kas kelas, foto copy tugas atau yang lain.

Semuanya harus kamu catat secara terperinci. Jangan sampai ada yang terlewat. Ini berguna sebagai evaluasi kamu. Bagaimana, seimbangkah pemasukan dan pengeluaranmu?
  •         Hidup Sederhana dan Selalu Bersyukur


Sadar akan keadaan yang kita jalani akan membuat kita selalu tentram dalam menjalani hidup. Kita bisa berhemat dengan hidup sederhana. Jangan pernah merasa iri pada apa yang telah dimiliki teman. Kecuali dalam hal yang bersifat positif seperti prestasi. Jangan bersaing untuk hal yang tidak ada manfaatnya untuk kita.


Kita juga harus selalu bersyukur pada apa saja yang telah Tuhan berikan kepada kita. Karena semua yang Tuhan berikan, telah digariskan menjadi suatu jalan yang terbaik untuk kita.


Bagaimana kawan muda, mudah bukan cara hidup hemat yang saya anjurkan di atas?

Oleh karena itu, mari kita tingkatkan taraf hidup kita sedini mungkin. Tata masa depan gemilang, sesuai dengan apa yang menjadi impian kita. Jadilah generasi muda yang cerdas dalam mengelola keuangan. Semangat! Bisa karena biasa!!


Bulan-Bulan Palestina


Ini aku ada puisi (lagi). Temanya Palestina (lagi). Mau diikutin lomba tapi udah DL (lagi). haha.. hope you like this :D

Bulan-Bulan Palestina
By : Ifana Devi Mumtahana



Kali ini kami akan bercerita
Tentang peradaban di bawah sebuah kekuasaan
Di tanah kering tempat kami dilahirkan

Kami ini masih bernyawa tuan..
Dengan angin
Dengan embun
Dengan pohon

Mereka memang mengenal kami
Namun hanya sebatas tanah
Lalu bukankah tanah membutuhkan matahari?
Atau setidaknya bulan sebagai gantinya
Namun mereka menyandra matahari kami
Mereka memakan bulan-bulan kami

Kami tak diperkenankan untuk bersua
Tapi kami akan tetap bercerita

Selama masih ada grafitasi,
Mereka masih akan berada di atas kami
Mereka punya senjata api
Dan kami punya harga diri

Lalu kami berpesan pada bulan-bulan kami
Pergi dan kejarlah bintang jatuh
Tanyakan pada pohon-pohon, “Apa mereka bahagia?”
“Mereka menjadikan lukaku sebagai hiburan”
Lantas kami tertawa bersamaan
Yang terpenting adalah bagaimana kami menikmati sketsa ini
Merasakan dingin, dan panas, dan lapar, dan dahaga secara bergantian
Sebab, langit telah merangkumnya sebagai potret Sang Kuasa
Dan Ia pun telah menyiapkan ganjaranNya



Tuesday, August 13, 2013

Just Sort E-mail


Just Sort E-mail
By : Ifana Devi Mumtahana


To        : Zarro_thehero@gmail.com
From    : Kanaya_berlyn@yahoo.co.id
Subject : Hy guys!

Malam itu kala bunda tengah menyiapkan segala sesuatu persiapan untukmu. Khawatirnya berbuah tindakan untuk memastikan kau selamat sampai tujuan di sana. Malam itu pula kita masih terus memastikan apakah ada yang tertinggal karena esok, semua lembaran cerita akan dimulai.

Bandara Soekarno-Hatta itu menjadi saksi perpisahan kita. Saksi bahwa kau telah bersiap dengan segala resiko dan segala sesuatu yang akan menyertaimu di sana. Bandara itu seakan menjadi titik tolak berkesan hingga air mata menggenang, ingin keluar.. namun kutahan agar tak ada yang gelisah setelahnya. Masih ingatkah sahabat, ketika lambaian tanganmu mengakhiri perjumpaan kita di Bandara Internasional itu, kau melangkah mendekati burung besi dengan semua rasa yang masih campur aduk. Namun semakin bercampur, Kau semakin mendekatinya hingga pesawat itu lepas landas. Kau terbang tertubrukan dengan awan, dan cuaca yang cerah hari itu.

Sahabat, lambaian tanganmu bermakna dua. Boleh jadi lambaian tangan itu adalah harapan untuk kembali. Namun makna selainnya adalah lambaian tangan itu seolah lambaian terakhir kala berpisah dengan negri tercinta, orang tua, dan aku yang masih setia menyimpan kegelisahan dalam dada.

Siapa yang bisa menjamin lambaian tangan di Bandara itu adalah lambaian tangan yang bermakna perpisahan sementara? Kala satu langkah kau berjalan, siapa yang bisa menjamin langkah selanjutnya kau masih dalam keadaan sehat? Atau kala kau bangun dipagi ini, siapa yang akan menjamin kau terbangun dihari esok dengan momen dan semangat yang sama? Inilah hidup, ia fana, sementara yang karenanya hari demi hari dan waktu demi waktu harus bermakna agar kealpaan tidak menjadi kebiasaan, agar hidup selalu bermanfaat.

Ingatkah sahabat? Kala kau selalu memarahi tindakan ku yang sekiranya tak pantas dilakukan oleh seorang wanita? Kala kau selalu menceramahiku dengan segala nasihat yang selalu  kudengarkan dengan baik tapi tak pernah kuamalkan? Aku merindukan itu semua. Merindukan kemarahanmu, juga nasihatmu, dan yah.. sedikit senyummu. Akau merindukan segala tingkah konyolmu yang menghadirkan gelak tawa. Aku ,merindukan suara pantulan bola orangemu yang beradu dengan tanah. Aku merindukan semua tentang dirimu.

Bolehkan aku bercerita?

Aku bahagia hari ini. Bahagiaku adalah karena aku bisa menulis e-mail sepanjang ini untukmu. Kau taukan nilai mengarangku sewaktu SMA selalu buruk. Makanya aku sangat senang bisa bercerita panjang lebar seperti ini denganmu. Tapi bukan hanya itu, bahagiaku hari ini punya banyak sekali alasan.

Aku telah menemukan orang tua kandungku. Ini adalah kejadian paling menakjubkan dalam sejarah perjalanan hidupku. Kau tahu? Ibuku sangat cantik dan ayahku juga tampan. Pantas saja bila mereka mempunyai anak secantik diriku. Hehe.. mereka bilang bahwa mereka ingin aku tinggal bersama mereka. Memulai hidup baru bersama mereka. Tapi aku tidak tega bila harus meninggalkan bundamu sendirian. Ia telah banyak berjasa padaku. Merawatku hingga sebesar ini, juga membiayai sekolahku hingga tamat SMA. Bagaimana mungkin aku bisa membiarkannya kesepian tanpa aku? Aduh, kau perlu tahu bahwa aku terserang dilema akut kala itu. Tapi akhirnya aku mulai menemukan titik temu yang lumayan keren. Dan ide itupun akhirnya disetujui oleh bundamu walau sedikit terpaksa.

Kau bisa tebak apa ideku? Haha..

Seminggu aku akan tinggal bersama orang tuaku dan minggu selanjutnya aku tinggal bersama bundamu. Bukankah cukup adil? Ahh, tapi bundamu curang sekali. Sering aku mendapatinya berdiri di depan gerbang sekolah untuk menjemputku pulang kerumahnya. Padalah saat itu bukan giliranku untuk tinggal bersamanya. Dasar! Anak dan ibu sama saja.

Oh iya, tahun ini adalah tahun pertamaku untuk melangkah diawal semester 6. Kau juga semester 6 kan tahun ini? Aha, tentu saja iya. Tidak terasa kita sudah berpisah 3 tahun ya. Padahal rasanya baru kemarin aku mengantarmu ke Bandara SH. Sesekali bila sedang libur panjang, kau harus pulang untuk menemui bunda dan juga aku, ya! Aku rela deh patungan untuk membeli tiket pesawat yang harganya selangit itu, asal aku bisa bertemu denganmu.

Eh, Dosenku bilang padaku bahwa aku benar-benar telah membuat beliau pusing. Yang benar saja, padahal kan aku selalu mengikuti kelasnya. Aku juga selalu mengumpulkan tugas tepat waktu. Aku tidak mengerti bagian mana dari kelakuan ku yang membuatnya pusing? Keterlaluan!

Bagaimana dengan dosenmu disana? Pasti kau jadi anak kesayangan seperti yang dulu-dulu. Iyakan? Sudah jelas iya!

Oh iya Zarro, apakah perempuan di sana cantik-cantik? Cantik siapa denganku? Ah, sudah pasti cantik aku kan. Haha. Kau jangan kepincut dengan gadis-gadis disana yah. Jika kau menikah dan tinggal di sana, tentu saja bunda akan sangat merasa kehilangan. Kecuali bila gadis luar negri itu mau tinggal di Indonesia, baru kau boleh menikahinya. Soalnya bunda pernah berkata padaku bahwa ia akan menetap di Indonesia sampai akhir khayatnya. Dia tidak mau pindah kemana-mana.

Zarro, setiap aku tinggal bersama bunda, beliau selalu bercerita  padaku bahwa ia teramat sangat merindukanmu. Setiap malam Minggu kau selalu menelfon bunda ya? Kenapa tidak pernah menelfonku? Kau itu jahat sekali sih! Atau jangan-jangan kau telah lupa padaku ya? Jika itu benar, hmm, kau begitu keterlaluan! Coba sesekali kau menelfonku. Nomor telfonnya masih sama seperti yang dulu kok.

Yasudahlah, jari telunjukku sudah pegal-pegal. Kau pasti mengira aku mengetik dengan sebelas jari kan? Haha, benar sekali. Aku masih belum bisa mengetik dengan sepuluh jari tau! Dan kumohon jangan jadikan ini sebagai bahan ejekan. Kau selalu mengolok-olok kelemahanku yang satu ini. Dasar keterlaluan!

Oh iya, sering-seringlah menelfon bunda ya.. ia begitu kesepian tanpamu. Apa kau tidak kasihan?
Yasudahlah, jangan pernah melupakan aku ya..

Dan jangan lupa balas e-mail superduper panjangku ini ya. I’m waiting for your email. Key!
See you..


Your love
Kanaya berlyn


NB. Awas kalau kau tidak membalas email ini, akan ku santet!!


Ini cukup untuk dikatai gaje dan abal-abal. Aku nggak tau ini apa. Cerpen bukan, puisi bukan, cerbung bukan. Intinya cuma buat have fun aja, sekalian ngasah kemampuan menulis. Waktu buat ini, aku lagi kepikiran sama kakakku yang lagi di Jepang. Dan akhirnya lahirlah karya gaje nan abal-abal ini. yasudahlah. Hope you like this guys :D

Thursday, August 8, 2013

Hargailah


Hargailah
By: Ifana Devi Mumtahana

Biarkan aku larut dalam sakitku.. Sejenak saja.. Mungkin memang harus seperti ini. Harus terbiasa mengecap pait sebelum akhirnya merasakan manis.

Mencoba tersenyum dalam tangis itu sulit, jadi untuk kali ini saja, tolong biarkan aku lepas topengku. Hanya sementara.. Untuk benar benar mengilhami bagaimanaa rasa sakitnya. Walau matahari pasti akan segera menyoraki kebodohanku. Tertawa bahagia melihat wajah  asliku. Hey, dungu!

Kau tak mengerti! Bahkan takkan pernah bisa mengerti. Apa kau pun sama halnya denganku? Memakai topeng? Entahlah..

Takdir baru saja mengibarkan bendera perangnya. Kenapa tak bisa berdamai sedikit saja?

Dan bila mencintaimu sesakit ini. Biarkan aku larut dalam mimpi. Karena setidaknya di dalam sana aku masih bisa bersisihan denganmu.


Kemarilah sayang, kingin kau rasakaan apa yang aku rasa saat ini. Sedikit saja agar kau mengerti. Agar kau tau bagaimana perihnya. Agar kau hargai sedikit saja ‘AKU’

Kabut Bawa Kau Pergi (Puisi)

Entah ya, akhir-akhir ini aku jadi seneng banget nulis puisi. padahal sebelumnya kau anti nulis puisi. lebih suka nulis cerpen atau cerbung, atau sekedar corat-coret curhat gaje. haha. ini juga puisi isinya rada gaje dan kentara banget galaunya. padahal aku nggak lagi galau loh. yasudahlah.. semoga kalian terhibur ya. dan jangan jadi galau setelah baca :D



Kabut Bawa Kau Pergi
By : Ifana Devi Mumtahana

Bibir hati keluhkan rasa
Raga beku merajang sukma
Hasrat pilu meredam jiwa
Untukmu, sang dewa cinta

Teringat dulu,
Waktu dipenghujung senja
Kita berjalan diiringi sang jingga
Ternyata.. Aku ringkih dalam tatapan cinta

Dibalik kaca langit kau berjanji
Disaksikan oleh pelangi
Syahdu melantun bagai melodi
Tapi, datang kabut yang menyamari

Rebut. Kalahkan. Bawa kau pergi

Pelajar Bermutu

Ini sih cuma sekedar motifasi buat diri sendiri. Sebenernya nggak sengaja buat. Cuma mau ngebunuh bosan yang melenda aja :D enjoy guys..

Pelajar Bermutu
By : Ifana Devi Mumtahana

Sedikit berkoar tentang harapan
Sebuah impian kecil untuk menjadi yang terbaik dimasa depan
Asa yang selalu menjadi tema utama dalam doa yang kupanjatkan
Tuhan..
Berikan..
Sedikit harapan pada impian yang aku inginkan
Buat jalanku mudah dilalui dengan sedikit halangan
Tak ada rintangan itu tak mungkin
Justru rintangan yang akan membuat kita semakin kuat bertahan
Bertumpu pada pedoman
Akhlak dan aqidah keimanan
Aku siap jalani masa depan gemilang penuh bintang


Jangan terkekang pada hal yang tak penting
Lakukan apa yang ingin kau lakukan selama itu tak merugiakan orang lain
Jadilah seperti dirimu sendiri
Buat dirimu cantik dengan caramu sendiri
Buat dirimu menarik dengan nilai plus milikmu sendiri
Jangan jadi orang lain.
Itu tak akan merubah apapun
Tak akan menambah apapun,
Dan tak akan memberi apapun

Jadi dirimu sendiri
Itu yang terbaik
Ekspresikan dirimu
Terbanglah setinggi-tingginya
Buang semua ragumu
Yakinkan hatimu
Mantapkan jiwamu

Terbanglah mencapai langit
Kalahkan rintanganmu
Sampai kau benar-benar tau seperti apa ujung langit itu


Pelajar Bermutu
Ifana Devi

Suatu Malam di Palestina (Puisi)


Suatu Malam di Palestina
By : Ifana Devi Mumtahana


Malam-malam kami terang tanpa bulan
Malam-malam kami ramai tanpa hiburan
Sebab lilin-lilin masih di samping kami
Dua, tiga kali lagi
Hingga gelap menggantikan aksara mata

Malam ini suara Aul meraung menembus surga
Bagai isyarat
Seakan memperingatkan
Mempertegas laju langkah kami

Kemudian kami berlari
Bersembunyi di balik gerbong-gerbong yang berkarat
Kami menatap langit dan kami temukan bintang di sana
Semakin dekat dan terus mendekat
Lalu kami sadar itu bukan bintang!
Bintang tak pernah membunuh sebagian dari kami!

Raga kami terus berlari sedangkan hati kami bernyanyi
Nyanyian surga yang setiap malam ibu perdengarkan
Jangan tanyakan siapa ayah kami!
Sebab kami tak mengenalnya
Padahal semua pohon, semua air hujan, dan semua embun mengenalnya
Berbagai pertanyaan terus memborbardir hati kami
Begitu rumit selaksa pergantian surya

Ini lilin terakhir kami
Lantas kami berdoa di tengah lelehannya
Mendoakan hati kami, juga hati ayah kami
Ini lilin terakhir yang kami miliki
Biarkan kami bertanya sekali saja, Tuhan..
Sebelum lilin kami padam
Sebelum dunia jadi hitam

“siapa sebenarnya ayah kami?”


Aku tahu ini puisi gaje banget. Kalimatnya berantakan dan bahasanya ancur-ancuran. Aku nggak ngerti kalian semua paham g sama puisi ini. intinya ini puisi aku buat waktu ada lomba. tapi g jadi aku ikutin karena ternyata udah DL. wkwk.
oh iya, puisi ini menceritakan tentang Palestina. G tau dari sisi yang mana. intinya mah tentang Palestina :D
Yasudahlah, hope you like this guys.. haturnuhun :)

Friday, July 12, 2013

Curhat Gaje #chapter 3

Aku, Kau, dan Rasa Ini
By : Ifana Devi Mumtahanah

Kau tahu?
Tak selamanya di sampingmu membuatku bahagia
Ada kalanya kau justru membuatku menangis
Menangis karena terlalu takut bila harus melepasmu
Kenapa secepat ini?
Kukira taka akan ada RASA
Ternyata salah!
Aku salah menafsirkan keadaan yang ada!
Kenapa aku sebodoh ini?
Kenapa aku justru memiliki RASA itu?
Jangan tanyakan mengapa karena aku tak tau
Hey, jangan buat jarak diantara kita bertambah kentara dong
Jangan seperti ini
Jangan perlakukan aku sesuka hatimu
Semua ini buatku berfikir kau juga memiliki RASA itu!
Apa kau juga bersikap sama terhadap gadis-gadis bodoh lain di luar sana?
Yang bisa kau kendalikan?
Entahlah..
Apa ini termasuk penyimpangan sosial?
Ah, bukan!
Bukan penyimpangan sosial, tapi penyimpangan RASA!
Mungkin tuhan senang melihatnya!
Sekarang kita teman
Dulu pun begitu
Tapi.. Ah, entahlah
Silahkan tertawa!
Sepuasmu, sesukamu!
Bila kau menganggap ini hanya sekedar lelucon penghantar tidur
Tapi selepasnya kau harus tau apa arti RASA itu

Tak perlu kutegaskan
Mataku, sentuhanku, ucapanku
Semua itu, CINTA


Ifana Devi Mumtahana
29 April 2012
18:18


Ini dulu aku buatnya sambil nangis loh. haha, miris banget. Dan perlu di underline, ini KISAH NYATA. Kisahnya aku. Huhu, jadi pengen nangis lagi :'(


Curhat Gaje Chapter 2 haha

Well.. Ini Aku!!
By: Ifana Devi Mumtahana

Bukan maksut mau nilai diri sendiri. Tp gmna ya.. Sempet kaget aja td di sekolah ada yg nyindir aku. Walau pura-pura g denger dan tetep stay cool, tp otak ku tetep aja keganggu. Risih kalo dibenci diem diem. Kalo benci ya bilang aja benci. G usah sok manis di depan, tp jd toa di belakang. 


Aku ya emang kaya gini. Ini udah jd karakter yg kebentuk selama aku 16 tahun bersosialisasi di dunia. 


Aku emang orangnya egois. Well, manusia mana sih yg g egois? 

Apalagi aku lebih mentingin diri sendiri ketimbang orang lain. Ya, namanya bela diri aja. 
Aku tuh bukan bidadari yg siap bantu manusia lain yg lg kesusahan. Aku jg manusia biasa. Paling paling aku cuma bisa bantu duit. Yah, walau pada dasarnya aku ini orang g punya. Tp apa sih ya, aku emang gini. 

Aku nulis ini jg bukan tanpa alasan. Aku punya tujuan. Walau g tertulis secara tersurat, tp aku yakin ada yg bisa nangkep makna tersiratnya. 


Aku galak. Well, aku sering bentak-bentak orang kalo lg kesel. 


Aku g suka sama anak kecil. Mungkin karna aku anak bungsu dan g terbiasa ngadepin anak kecil. Aku g suka saat mereka masuk kamarku, berantakin dan ngegeledah semua barang-barangku. Apalagi bila mereka pipis dikasurku. Oh god, rasanya pengen kubuang anak itu bila tak mengingat ada ibunya diruang tamu. 

Aku sebel semuanya tentang anak kecil. Mereka imut? Hah, g ada imut-imutnya bagiku. Dimataku mereka itu seorang monster kecil yg siap melemparkan boomerangnya padaku. Ujung-ujungnya aku yg dimarain jika ada apa apa. Aku benci itu! 

Aku jg g suka keramaian. Sumpek! 

Biasanya ketika kumpul keluarga, aku ngumpet dikamar buat telfonan sama pacar atau temen-temenku. Menurutku, orang-orang tua itu kolot dan membosankan. 

Aku itu boros. G bisa nyimpen duit dlm jangka waktu lama. Selalu dan selalu kepincut sama barang barang unik di swalayan. Pokoknya, duit di dompetku g akan bertahan lama. 


Aku matre. Ilfeel? Gapapa! 

Emang itu sifatku kok. 
Aku punya pacar lebih sering cari yg tajir dr pada ganteng. Biarin aja. Aku bisa minta antar jemput kapanpun dimanapun. Aku bisa minta pulsa, dan bila perlu, minta bayarin ke salon. 

Oh iya, aku ini cewek salon. Aku bisa ngabisin seluruh liburan semesterku hanya untuk merawat diri. 

Biasanya, aku sebulan dua kali kesalon buat facial dan creambath. 
Aku g suka punya jerawat. Jd sebisa mungkin, aku berusaha menghilangkan jrawat jerawat di wajahku. Walaupun harus meng'korupsi' duit SPP. 
Bahkan aku bisa kehabisan waktu belajarku hanya karena berdiam diri di kamar mandi untuk luluran. 

Aku punya banyak sekali kekurangan kan? Iya aku tau itu. Tp dibalik semua kekurangan itu, bukan berarti aku jelek kan? Aku tetap punya sisi baik, walau hanya satu dua orang yg dapat melihatnya. 


Disini, aku tdk akan menjabarkan kelebihanku. Aku tdk mau di katai sombong seperti siang tadi. Cukup saja kutulis semua kekuranganku. Agar mereka tdk kaget bila menemukan sisi buruk lain pada diriku. 


Dan untuk She. Si cewek rempong yg ngatain aku sombong hanya karna aku bilang mau kesalon sepulang sekolah. Iyuh!! 

Tuh baca! Itu udah kutulis semua keburukanku. Jadi, kamu g perlu lagi menyebar luaskan berita basi' yg tak bermutu. 

Selingan aja, 

aku suka nulis. Itu salah satu dari sekian banyak cita-cita ku kelak. PENULIS. Aku menulis apapun. Semua kejadian yg kupikir menarik, akan segera kutulis. Semuanya. Senang sedih, galau, duka. Disekolah, dirumah, dipasar, diangkot. Malam, pagi, siang, sore. 
Itu tak akan jd penghambat. Selagi masih ada pulpen dan buku. Aku akan tetap menulis. 

Setelah membaca catatan ini, aku tdk bisa menebak apa reaksi kalian. Apa kalian akan membenciku. Menjauhiku, membatalkan pertemanan denganku.. 

Aku tdk tau. Jd semuanya kembali pd kalian semua. 
Terserah kalian mau menilaiku bagaimana.. 
Aku terima, 
anggap aja ini sebuah koreksi diri :') 
Berkaca sebelum melakukan tindakan apapun menyangkut perasaan orang lain. 

ifana devii 
12.01.13 
20:30

Sederhana Saja

Sederhana Saja


By: Ifana Devi Mumtahana




Sesaat aku tersadar. Tp kemudian kembali terpukau. Kau indah. Dan kau nyata, tak sekedar bayang2 semu. 

Aku menyampaikan rasaku. Padamu. Lewat angin. Berharap ia akan membisikkan kalimat mesra, bermakna apa yg kurasa. 

Aku menitipkan cintaku pada bulan. Berharap ia akan menampakkan wajah tersenyumku, saat kau melihatnya. Agar kau tau betapa aku mencintaimu. 

Aku menyisipkan separuh rinduku pada awan. Berharap ia akan selalu menaungimu dg aman nya. Agar kau slalu terjaga disetiap detil rindu itu. 

Aku. Aku. Aku. 

Aku mencintaimu secara sederhana. 
Aku menyayangimu secara sederhana. 
Aku merindukanmu secara sederhana. 
Begitu sederhana sampai2 kau msh saja menilaiku. Dan terus menilaiku hingga sekarang. Kadang aku berfikir tentang hatimu. Berusaha menebak apa yg sedang kau rarakan. Apa yg ada dihatimu. Mungkin masih ada celah. Untukku, untukmu. 
Kau selalu berbicara padaku tentang argumenmu. Dan aku hanya bertanya. Sampai kapan lagi? Kau membuatku menunggu yg bukan merupakan kewajibanku untuk menunggu. Kau selalu menimbang2, kau terlalu selektif. Kau terlalu kritis dalam menilai. 

Apa yg kau tunggu? 
Apa yg kutunggu? 

Kamu berbicara tentang kamu. 
Aku berbicara tentang aku. 
Kapan kita berbicara tentang kita? Aku dan kamu. 

Aku ingin. Saat dimana kita berbicara tentang rindu. Rindu yg didalam nya ada aku dan kamu. Ada kita. 


Ifana devi 
27 april 2013 
21:23

Currently

Currently
By: Ifana Devi Mumtahana


Seberapapun besar keinginanku, aku tetap tak bisa. Aku tak mau lagi tersulut api sendiri.. tanpamu..

***

"Aku tak memintamu menangis. Jadi, berhentilah!"

Dia egois lagi. Aku sudah muak. Bukankah menemaninya adalah kewajibanku? Kenapa dia tak menghargai itu?

"Apa pedulimu?" Ujarku berapi-api. Segera kuusap pipiku yg telah basah oleh air mata.

"Aku tidak suka. Kalau mau menangis, menangis saja sana diluar"

Dengan emosi yang sudah tak bisa kukendalikan lagi, aku berlari keluar.
Brakk..
Kubanting pintu keras-keras.

***

Aku terduduk disebuah bangku panjang di tengah taman kota, dengan banyak bungkus es krim yg tergeletak disampingku.

Sekelilingku sepi. Hanya kutemui beberapa pasang muda-mudi, yg berjalan melewatiku sambil bergandeng tangan dan sesekali tertawa riang.

Udara lembab sehabis hujan seperti ini memang favoritku. Walau sedikit membuatku menggigil karena dinginnya.
Hujan telah berhenti, tp awan hitam masih menjalankan tugasnya menaung indah disekitar atasku.

"dingin-dingin makan es krim"
aku menoleh kaget kesumber suara.
Seora laki-laki dengan jaket hitam yg melekat hangat ditubuhnya.

"aku pengen. Masalah?"

"enggak sih. Terserah lo aja" laki-laki itu lantas duduk disebelahku. Lama ia terdiam, setelah akhirnya mengambil salah satu es krimku dan membukanya.

"hey, itu es krim gue!" ucapku sewot seraya membenahi es krim-es krimku yg lain.

Laki-laki itu menoleh, tersenyum manis, lalu mulai menjilati es krim coklat milik ku. Tadi, dia bilang dingin-dingin tidak boleh makan es krim, tapi dia sendiri malah memakannya. Aneh..

Kami menikmati es krim masing-masing dalam diam.


beberapa waktu kemudian, Aku dan dia sama sama telah menghabiskan sebungkus es krim.

Aku membuka satu lagi, dan mulai memakannya. Tapi, dia tidak. Dia tetap diam, dengan pandangan lurus ke depan.

"Lo pasti lagi ada masalah"

uhuk uhukk..
Aku menoleh kaget kearahnya. Bagaimana bisa dia tau?

"santai aja makannya. Gue g berniat minta lagi kok.. Dingin.."
dia berbicara dengan santainya. Jari-jari tangannya mulai menyusuri sekitar bibirku yg belepotan. Diusapnya sambil tersenyum.

"jangan benci dia. Walaupun dia sering nyakitin elo, percayalah.. Dia bakal terus jadi bagian dari hari-hari lo. Sampai akhir." dia kembali berbicara seolah dia tau segala apa yg sedang ku fikirkan.

"gimana lo bisa tau? Elo.. Elo paranormal?" aku bertanya dengan nada curiga.

Berbalik denganku, dia malah tersenyum penuh arti. Mata hitam nya menyorot tajam ke manik mataku. Tapi, sedetik kemudian, mata tajam itu menatapku teduh. Baru kusadari dia amat tampan..

"gue harus pergi. Gue harap bisa ketemu lo lagi dilain waktu" Dia berdiri dan berjalan meninggalkanku yg masih termangu.

Aku menatap punggunya yg kian menjauh dengan mata berbinar binar.

***

ceklekk..

Klontang-klontang.

Sepertinya suara itu berasal dari dapur. Aku segera berlari kesana. Benar saja..

"hey, lama sekali kau pergi? Aku lapar"
aku tersenyum. Entah bagaimana. Semua kekesalanku tadi menghilang.

Dapur, ini sudah tak berbentuk. Alat alat sudah banyak berserakan dilantai. Seperti kapal pecah.

Aku segera mendekat pada laki laki bertubuh tegap yg tak lain adalah suamiku sendiri. Kuambil alih pekerjaan nya. Rupanya dia sedang memasak mie instan.

"tadi, aku lapar sekali. Tapi tidak ada apapun dimeja makan. Akhirnya aku masak mie" aku menoleh kearahnya. Dia nyengir. Cengiran yg khas :)

Masih dengan tersenyum, kupindahkan mie yg sudah matang dari panci ke mangkuk.
Lalu membawanya kemeja makan. Die mengekoriku dari belakang.

Dengan lahap dia mulai memakan mie itu. Aku hanya duduk menatapnya sambil tersenyum.

"mau?" tawarnya. Aku mengangguk. Dia menyuapiku, lalu ku trima dengan senang hati.

"Aaa.. Panas.. Huhuhuh" sialan! niat sekali dia mengerjaiku.

"hahaha, makanya ditiup dulu. Welk.."
aku cemberut.

***

Dia suami yg sangat kucintai. Walau kadang menjengkelkan.

Dan mungkin inilah alasan mengapa aku tak bisa berpaling. Tak bisa pergi. Tak bisa meninggalkan nya. Karna dia suamiku :')
Walau tak pernah ada kata maaf setelah bertengkar, tapi dia selalu bisa mengembalikan suasana seperti sedia kala.

oh iya.. Laki-laki ajaib tadi.. Siapa yah dia?
Ah.. Siapapun dia, kuucapkan banyak trimakasih.. :DD

***



ifana devii
22 Januari 2013
09:31


gaje akuuttttttt!!
maap :'(