Sebuah kata dengan banyak makna yang tersirat

Sebuah kata dengan banyak makna tersirat

Friday, July 12, 2013

Currently

Currently
By: Ifana Devi Mumtahana


Seberapapun besar keinginanku, aku tetap tak bisa. Aku tak mau lagi tersulut api sendiri.. tanpamu..

***

"Aku tak memintamu menangis. Jadi, berhentilah!"

Dia egois lagi. Aku sudah muak. Bukankah menemaninya adalah kewajibanku? Kenapa dia tak menghargai itu?

"Apa pedulimu?" Ujarku berapi-api. Segera kuusap pipiku yg telah basah oleh air mata.

"Aku tidak suka. Kalau mau menangis, menangis saja sana diluar"

Dengan emosi yang sudah tak bisa kukendalikan lagi, aku berlari keluar.
Brakk..
Kubanting pintu keras-keras.

***

Aku terduduk disebuah bangku panjang di tengah taman kota, dengan banyak bungkus es krim yg tergeletak disampingku.

Sekelilingku sepi. Hanya kutemui beberapa pasang muda-mudi, yg berjalan melewatiku sambil bergandeng tangan dan sesekali tertawa riang.

Udara lembab sehabis hujan seperti ini memang favoritku. Walau sedikit membuatku menggigil karena dinginnya.
Hujan telah berhenti, tp awan hitam masih menjalankan tugasnya menaung indah disekitar atasku.

"dingin-dingin makan es krim"
aku menoleh kaget kesumber suara.
Seora laki-laki dengan jaket hitam yg melekat hangat ditubuhnya.

"aku pengen. Masalah?"

"enggak sih. Terserah lo aja" laki-laki itu lantas duduk disebelahku. Lama ia terdiam, setelah akhirnya mengambil salah satu es krimku dan membukanya.

"hey, itu es krim gue!" ucapku sewot seraya membenahi es krim-es krimku yg lain.

Laki-laki itu menoleh, tersenyum manis, lalu mulai menjilati es krim coklat milik ku. Tadi, dia bilang dingin-dingin tidak boleh makan es krim, tapi dia sendiri malah memakannya. Aneh..

Kami menikmati es krim masing-masing dalam diam.


beberapa waktu kemudian, Aku dan dia sama sama telah menghabiskan sebungkus es krim.

Aku membuka satu lagi, dan mulai memakannya. Tapi, dia tidak. Dia tetap diam, dengan pandangan lurus ke depan.

"Lo pasti lagi ada masalah"

uhuk uhukk..
Aku menoleh kaget kearahnya. Bagaimana bisa dia tau?

"santai aja makannya. Gue g berniat minta lagi kok.. Dingin.."
dia berbicara dengan santainya. Jari-jari tangannya mulai menyusuri sekitar bibirku yg belepotan. Diusapnya sambil tersenyum.

"jangan benci dia. Walaupun dia sering nyakitin elo, percayalah.. Dia bakal terus jadi bagian dari hari-hari lo. Sampai akhir." dia kembali berbicara seolah dia tau segala apa yg sedang ku fikirkan.

"gimana lo bisa tau? Elo.. Elo paranormal?" aku bertanya dengan nada curiga.

Berbalik denganku, dia malah tersenyum penuh arti. Mata hitam nya menyorot tajam ke manik mataku. Tapi, sedetik kemudian, mata tajam itu menatapku teduh. Baru kusadari dia amat tampan..

"gue harus pergi. Gue harap bisa ketemu lo lagi dilain waktu" Dia berdiri dan berjalan meninggalkanku yg masih termangu.

Aku menatap punggunya yg kian menjauh dengan mata berbinar binar.

***

ceklekk..

Klontang-klontang.

Sepertinya suara itu berasal dari dapur. Aku segera berlari kesana. Benar saja..

"hey, lama sekali kau pergi? Aku lapar"
aku tersenyum. Entah bagaimana. Semua kekesalanku tadi menghilang.

Dapur, ini sudah tak berbentuk. Alat alat sudah banyak berserakan dilantai. Seperti kapal pecah.

Aku segera mendekat pada laki laki bertubuh tegap yg tak lain adalah suamiku sendiri. Kuambil alih pekerjaan nya. Rupanya dia sedang memasak mie instan.

"tadi, aku lapar sekali. Tapi tidak ada apapun dimeja makan. Akhirnya aku masak mie" aku menoleh kearahnya. Dia nyengir. Cengiran yg khas :)

Masih dengan tersenyum, kupindahkan mie yg sudah matang dari panci ke mangkuk.
Lalu membawanya kemeja makan. Die mengekoriku dari belakang.

Dengan lahap dia mulai memakan mie itu. Aku hanya duduk menatapnya sambil tersenyum.

"mau?" tawarnya. Aku mengangguk. Dia menyuapiku, lalu ku trima dengan senang hati.

"Aaa.. Panas.. Huhuhuh" sialan! niat sekali dia mengerjaiku.

"hahaha, makanya ditiup dulu. Welk.."
aku cemberut.

***

Dia suami yg sangat kucintai. Walau kadang menjengkelkan.

Dan mungkin inilah alasan mengapa aku tak bisa berpaling. Tak bisa pergi. Tak bisa meninggalkan nya. Karna dia suamiku :')
Walau tak pernah ada kata maaf setelah bertengkar, tapi dia selalu bisa mengembalikan suasana seperti sedia kala.

oh iya.. Laki-laki ajaib tadi.. Siapa yah dia?
Ah.. Siapapun dia, kuucapkan banyak trimakasih.. :DD

***



ifana devii
22 Januari 2013
09:31


gaje akuuttttttt!!
maap :'(

No comments:

Post a Comment