Just Sort E-mail
By : Ifana Devi Mumtahana
To : Zarro_thehero@gmail.com
From : Kanaya_berlyn@yahoo.co.id
Subject
: Hy guys!
Malam itu kala bunda tengah menyiapkan segala
sesuatu persiapan untukmu. Khawatirnya berbuah tindakan untuk memastikan kau
selamat sampai tujuan di sana. Malam itu pula kita masih terus memastikan
apakah ada yang tertinggal karena esok, semua lembaran cerita akan dimulai.
Bandara Soekarno-Hatta itu menjadi saksi
perpisahan kita. Saksi bahwa kau telah bersiap dengan segala resiko dan segala
sesuatu yang akan menyertaimu di sana. Bandara itu seakan menjadi titik tolak
berkesan hingga air mata menggenang, ingin keluar.. namun kutahan agar tak ada
yang gelisah setelahnya. Masih ingatkah sahabat, ketika lambaian tanganmu mengakhiri
perjumpaan kita di Bandara Internasional itu, kau melangkah mendekati burung
besi dengan semua rasa yang masih campur aduk. Namun semakin bercampur, Kau
semakin mendekatinya hingga pesawat itu lepas landas. Kau terbang tertubrukan
dengan awan, dan cuaca yang cerah hari itu.
Sahabat, lambaian tanganmu bermakna dua. Boleh
jadi lambaian tangan itu adalah harapan untuk kembali. Namun makna selainnya
adalah lambaian tangan itu seolah lambaian terakhir kala berpisah dengan negri
tercinta, orang tua, dan aku yang masih setia menyimpan kegelisahan dalam dada.
Siapa yang bisa menjamin lambaian tangan di Bandara
itu adalah lambaian tangan yang bermakna perpisahan sementara? Kala satu langkah
kau berjalan, siapa yang bisa menjamin langkah selanjutnya kau masih dalam
keadaan sehat? Atau kala kau bangun dipagi ini, siapa yang akan menjamin kau
terbangun dihari esok dengan momen dan semangat yang sama? Inilah hidup, ia
fana, sementara yang karenanya hari demi hari dan waktu demi waktu harus
bermakna agar kealpaan tidak menjadi kebiasaan, agar hidup selalu bermanfaat.
Ingatkah sahabat? Kala kau selalu memarahi
tindakan ku yang sekiranya tak pantas dilakukan oleh seorang wanita? Kala kau
selalu menceramahiku dengan segala nasihat yang selalu kudengarkan dengan baik tapi tak pernah
kuamalkan? Aku merindukan itu semua. Merindukan kemarahanmu, juga nasihatmu,
dan yah.. sedikit senyummu. Akau merindukan segala tingkah konyolmu yang
menghadirkan gelak tawa. Aku ,merindukan suara pantulan bola orangemu yang
beradu dengan tanah. Aku merindukan semua tentang dirimu.
Bolehkan aku bercerita?
Aku bahagia hari ini. Bahagiaku adalah karena
aku bisa menulis e-mail sepanjang ini untukmu. Kau taukan nilai mengarangku
sewaktu SMA selalu buruk. Makanya aku sangat senang bisa bercerita panjang
lebar seperti ini denganmu. Tapi bukan hanya itu, bahagiaku hari ini punya
banyak sekali alasan.
Aku telah menemukan orang tua kandungku. Ini
adalah kejadian paling menakjubkan dalam sejarah perjalanan hidupku. Kau tahu?
Ibuku sangat cantik dan ayahku juga tampan. Pantas saja bila mereka mempunyai
anak secantik diriku. Hehe.. mereka bilang bahwa mereka ingin aku tinggal bersama
mereka. Memulai hidup baru bersama mereka. Tapi aku tidak tega bila harus
meninggalkan bundamu sendirian. Ia telah banyak berjasa padaku. Merawatku
hingga sebesar ini, juga membiayai sekolahku hingga tamat SMA. Bagaimana
mungkin aku bisa membiarkannya kesepian tanpa aku? Aduh, kau perlu tahu bahwa
aku terserang dilema akut kala itu. Tapi akhirnya aku mulai menemukan titik
temu yang lumayan keren. Dan ide itupun akhirnya disetujui oleh bundamu walau
sedikit terpaksa.
Kau bisa tebak apa ideku? Haha..
Seminggu aku akan tinggal bersama orang tuaku
dan minggu selanjutnya aku tinggal bersama bundamu. Bukankah cukup adil? Ahh,
tapi bundamu curang sekali. Sering aku mendapatinya berdiri di depan gerbang
sekolah untuk menjemputku pulang kerumahnya. Padalah saat itu bukan giliranku
untuk tinggal bersamanya. Dasar! Anak dan ibu sama saja.
Oh iya, tahun ini adalah tahun pertamaku untuk
melangkah diawal semester 6. Kau juga semester 6 kan tahun ini? Aha, tentu saja
iya. Tidak terasa kita sudah berpisah 3 tahun ya. Padahal rasanya baru kemarin
aku mengantarmu ke Bandara SH. Sesekali bila sedang libur panjang, kau harus pulang
untuk menemui bunda dan juga aku, ya! Aku rela deh patungan untuk membeli tiket
pesawat yang harganya selangit itu, asal aku bisa bertemu denganmu.
Eh, Dosenku bilang padaku bahwa aku
benar-benar telah membuat beliau pusing. Yang benar saja, padahal kan aku
selalu mengikuti kelasnya. Aku juga selalu mengumpulkan tugas tepat waktu. Aku
tidak mengerti bagian mana dari kelakuan ku yang membuatnya pusing?
Keterlaluan!
Bagaimana dengan dosenmu disana? Pasti kau
jadi anak kesayangan seperti yang dulu-dulu. Iyakan? Sudah jelas iya!
Oh iya Zarro, apakah perempuan di sana
cantik-cantik? Cantik siapa denganku? Ah, sudah pasti cantik aku kan. Haha. Kau
jangan kepincut dengan gadis-gadis disana yah. Jika kau menikah dan tinggal di
sana, tentu saja bunda akan sangat merasa kehilangan. Kecuali bila gadis luar
negri itu mau tinggal di Indonesia, baru kau boleh menikahinya. Soalnya bunda
pernah berkata padaku bahwa ia akan menetap di Indonesia sampai akhir
khayatnya. Dia tidak mau pindah kemana-mana.
Zarro, setiap aku tinggal bersama bunda,
beliau selalu bercerita padaku bahwa ia
teramat sangat merindukanmu. Setiap malam Minggu kau selalu menelfon bunda ya? Kenapa
tidak pernah menelfonku? Kau itu jahat sekali sih! Atau jangan-jangan kau telah
lupa padaku ya? Jika itu benar, hmm, kau begitu keterlaluan! Coba sesekali kau
menelfonku. Nomor telfonnya masih sama seperti yang dulu kok.
Yasudahlah, jari telunjukku sudah pegal-pegal.
Kau pasti mengira aku mengetik dengan sebelas jari kan? Haha, benar sekali. Aku
masih belum bisa mengetik dengan sepuluh jari tau! Dan kumohon jangan jadikan
ini sebagai bahan ejekan. Kau selalu mengolok-olok kelemahanku yang satu ini.
Dasar keterlaluan!
Oh iya, sering-seringlah menelfon bunda ya..
ia begitu kesepian tanpamu. Apa kau tidak kasihan?
Yasudahlah, jangan pernah melupakan aku ya..
Dan jangan lupa balas e-mail superduper
panjangku ini ya. I’m waiting for your email. Key!
See
you..
Your love
Kanaya berlyn
NB.
Awas kalau kau tidak membalas email ini, akan ku santet!!
Ini cukup untuk dikatai gaje dan abal-abal. Aku nggak tau ini apa. Cerpen bukan, puisi bukan, cerbung bukan. Intinya cuma buat have fun aja, sekalian ngasah kemampuan menulis. Waktu buat ini, aku lagi kepikiran sama kakakku yang lagi di Jepang. Dan akhirnya lahirlah karya gaje nan abal-abal ini. yasudahlah. Hope you like this guys :D
No comments:
Post a Comment